Pengikat Surga (sebuah novel)


Suatu hari saat mengunjungi salah satu toko buku di Jatinangor, mata saya terpaku pada sebuah novel berjudul Pengikat Surga. Saat saya raih, tertera kutipan tulisan Tasaro mengenai novel ini.

Tentu saja, Tasaro adalah salah satu penulis kesukaan saya, selain Taufiq Ismail, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Muthmainnah, Pipiet Senja, Fahri Asiza, Sakti Wibowo, Tere Liye, Ali Muakhir, Andrea Hirata, Afifah Afra Amatullah, Habiburrahman el Shirazy, Sinta Yudisia, Gola Gong dan beberapa penulis lain yang membuat mata saya terbuka lebar saat membaca karya mereka (jika kau sempat, saya rekomendasikan untuk membaca tulisan mereka). Saya mengenal Tasaro dengan kekhasannya dalam novel sejarah, dua karya yang saya baca pertama kali : Samita (saat SMP) dan Pitaloka (saat SMA). Meski tak hanya novel sejarah, kisah Galaksi Kinanthi dan Oh Achilles juga contoh karya Tasaro yang saya gemari.

Nah, tentu kau bisa menebak, setelah melihat nama Tasaro di covernya (oh, tolong maafkan saya, seringkali hal ini memang menjadi pertimbangan saya, melihat apakah sang penulis juga mengenal penulis yang saya baca karyanya sejak dahulu kala), saya bergegas membaca sinopsis novel ini. Dan saya semakin tergerak untuk membawanya pulang, karena novel sejarah ini bukan menceritakan sejarah ‘biasa’, tapi sejarah tentang manusia-manusia luar biasa : Rasulullah dan generasi para shahabat.

Saya kutipkan gambar dua lembar isi Pengikat Surga. Yah, saya foto supaya kau seakan benar-benar merasa mulai membaca buku ini, lantas bergegas membeli untuk membacanya.

Sudut pandang diambil dari seorang shahabiyah, Asma’ putri Abu Bakr, seorang shahabat terbaik Rasulullah SAW. Saat kau membacanya, kau akan hanyut di dalam cerita, bukan hanya bersama lika liku bahasa yang lugas namun tak kehilangan nilai sastra, tetapi juga teknik pengisahan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Kau seakan-akan berada di sana, merasa sangat dekat dengan manusia-manusia, yang dengan keluarbiasaannya, tetaplah manusia. Atau dalam redaksi lain, dengan kemanusiaannya, mampu menjadi luar biasa karena melangkah dalam fithrah Islam.

Insya’Allah, menulis dan membaca karya seperti ini juga merupakan ikhtiar kita untuk meneladani Rasulullah SAW.

Selamat membaca !

Link lebih jauh tentang buku ini : http://pengikatsurga.wordpress.com/

p.s. : sejak detik itu, saya memasukkan Hinsani Bent Soe ke dalam daftar penulis kesukaan saya.

Previous Post
Leave a comment

2 Comments

  1. Jazakumullahu khairan atas apresiasinya đŸ™‚

    Reply
  1. diantara esensi pengikat surga (2) | pengikatsurga

Leave a comment