Aku adalah gadis yang suka mengobrol.
Aku suka mengobrol dengan mereka yang bisa membuat sisi intelektualitasku tertantang. Berpikir. Memutar otak. Memproses input yang masuk. Menambahkan konteks realitas dalam teori. Membuat ‘teori’ sendiri berdasarkan obervasi atau bacaan masing-masing.
Aku juga suka mengobrol dengan mereka yang mengajak hatiku merasa. Peduli pada sekitar. Memperhatikan orang-orang yang tak terperhatikan. Mengesampingkan ego. Kadang, menangis.
Aku juga suka mengobrol dengan mereka yang artistik. Menangkap pesan tak tertulis dari alam. Menerjemahkan pesan dari peristiwa. Membuat sentuhan dalam tulisan, nada atau lakon.
Aku juga suka mengobrol dengan anak-anak dan logika kanak-kanak mereka yang ‘lovable’. Tertawa lepas. Mengernyitkan dahi saat berusaha menjawab pertanyaan mereka dengan bahasa yang mudah dicerna. Menyanyi. Menari. Melompat.
Aku juga suka mengobrol dengan diriku sendiri. Mengapresiasi setiap prestasi kecil yang kubuat–bangun pagi, tersenyum pada orang lain, menyelesaikan tugas dan lain-lain. Menegur setiap kesalahan yang kubuat dan berusaha memperbaikinya.
Aku juga suka mengobrol dengan Pencipta-ku. Dia Maha Baik. Dia utus manusia mulia bernama Muhammad untuk mengajarkan hamba-Nya tentang makna penghambaan yang sejati. Dia turunkan Al Qur’an untuk memandu agar tak tersesat. Dia dengarkan setiap bisik hati dalam sunyi maupun ramai. Dia sediakan sepertiga malam sebagai waktu pertemuan yang istimewa. Dia Maha Baik..
Perkenalkan, aku adalah gadis yang suka mengobrol.