Aku Tahu Rasanya


“Nur, kamu golongan darah A, ya? Melankolis-Phlegmatis, ya?”

Tebakan seorang teman dekatku siang itu membuatku sedikit terkejut. Saat itu kami sedang berada di mobilnya, berdua. Alasannya, aku mau bercerita. Padahal, beberapa adik kelas kami saat itu juga berminat ikut pulang bersama dari suatu acara. Hehe.

Cerita pengantarku menguap beberapa saat.

Aku diam. Tidak mengangguk, tidak menolak.

“Aku tahu rasanya..”

Suaranya melengkapi kemudian.

Tadinya, aku mau memeluk kencang-kencang gadis di sampingku. Tapi tidak jadi karena ingat bahwa saat ini dia sedang menyetir mobil. Gawat kan kalau jadi tidak konsentrasi.

Kalimat ‘aku tahu rasanya’ membuatku sadar bahwa aku punya teman. Teman yang mendengarkan, tidak menghakimi, berusaha memahami dan membantuku melihat sudut pandang yang lain.

Dia kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan lainnya, membuatku mengangguk-angguk, berhenti memberikan pembelaan dan mengenali bagian yang perlu kuperbaiki.

Tidak semua orang harus mirip dengan kita, tentu. Tapi, menemukan satu saja yang bisa mengerti kamu tanpa harus banyak menjelaskan, seumpama sebuah hadiah yang berharga.

Kalau pun dia berbuat kesalahan, ingatlah, bahwa teman kita juga manusia :”

Karena hanya Ia yang Maha Sempurna Pengertian dan Kasih Sayang-Nya.

Leave a comment

2 Comments

  1. Catatan yang manis nur 🙂
    *maaf lagi intovert komennya gini aja ya, hehe…. (unbelieveble ya?)

    Reply

Leave a comment